Thursday 27 February 2020

Induksi dan deduksi dalam penalaran hukum forex


Penalaran deduksi dan induksi Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposição 8211 proposição yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposição yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposição baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (conseqüência). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Kegiatan berfikir penalaran memiliki ciri-ciri tertentu yaitu. 1. Ciri pertama adalah proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu. 2. Ciri yang kedua adalah sifat analitik dari proses berpikirnya. Deduksi berasal dari bahasa Inggris de dedução yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum, Deduksi adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Contoh: Masyarakat Indonésia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari meios de comunicação social hiburan yang menampilkan gaya hidrol konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial. Pengertian paragraf deducktif Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau kalimat utamanya terletak di awal paragraf dan selanjutnya di ikuti oleh kalimat kalimat penjelas untuk mendukung kalimat utama. Contoh dan Jenis paragraf deduktif Ada beberapa penyebab kemacetan di Jakarta. 1. jumlah armada yang banyak tidak seimbang dengan luas jalan. 2. kedisiplinan pengendara kendaraan sangat minim. 3. banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas, misalnya pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya. Penalaran Deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telahdiketahui atau diyakini, dan berakhir pata suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Corak berfikir deduktif. 1. silogisme kategorial, 2. silogisme hipotetis, 3. silogisme alternative atau entimen. Dalam penalaran deduktif terdapat premis. Yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan Jenis penalaran deduktif yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu. 183 Silogisme Kategorial Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. 183 Silogisme Hipotesis Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. 183 Silogisme Akternatif Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposição alternativo. 183 Entimen. Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis menor de simpulan Kelebihan penalaran deduktif Pada proses induksi atau penaran induktif akan didapatkan suatu pernyataan baru yang bersifat umum (geral) yang melebihi kasuskasus khususnya (expansão do conhecimento), dan inilah yang diidentifikasi sebagai suatu kelebihan dari induksi jika dibandingkan dengan deduksi. Hal ini pula yang menjadi kelemahan deduksi. Pada penalaran deduktif, kesimpulannya tidak pernah melebihi premisnya. Inilah yang menjadi kekurangan deduksi. Induksi adalah pengambilan kesimpulan secara umum dengan berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari fakta-fakta khusus. Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh: Jika dipanaskan, besi memuai. Jika dipanaskan, tembaga memuai. Jika dipanaskan, emas memuai. Jika dipanaskan, platina memuai. 8756 Jika dipanaskan, logam memuai. Jika ada udara, manusia akan se esconde. Jika ada udara, hewan akan se esconde. Jika ada udara, tumbuhan akan hidup. 8756 Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup. Ciri-ciri Paragraf Induktif 183 Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus 183 Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus 183 Kesimpulan terdapat di akhir paragraf 183 Menemukan Kalimat Utama, Utama de Gagasan, Kalimat Penjelas Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf 183 Utama de Gagasan Terdapat pada kalimat utama 183 Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus 183 Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasa utamaInduksi adalah proses berpikir di dalam akal kita dari pengetahuan tentang kejadian atau pristiwa-pristiwa dan hal-hal yang lebih kongkrit Dan khusus untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih umum seperti: Memória de Besi di panaskan Memória Seng de panquistão Memória de Emas di panaskan Perak di panaskan memuai Besi, Seng, Emas dan Perak adalah logam Jadi. Setiap logam yang di panaskan akan memuai. Cara penguin Induksi ada dua keuntungan adalah sebagai berikut: Kita dapat berpikir secara ekonomis meskipun ekperimen kita terbatas pada beberapa kasus indivudual Pernyataan yang di hasilkan melalui cara berpikir Induksi memungkinkan proses penalista selanjutnya baik secara Induktip dan Deduktip Ada dua macam Induktif adalah sebagai berikut: a. Induksi sempurna Jika putusan umum itu merupakan penjumlahan dari putusan khusus, maka Induksi itu sempurna misalnya. Jika dari masing-masing Mahasiswa pada suatu Fakultas, diketahui bahwa ia warga Negara Indonesia. Maka dapat diadakan putusan (umum) semua Mahasiawa Fakultas itu warga Negara Indonésia. B. Induksi tidak Sempurna Jika putusan umum dari Induksi yang bukan merupakan penjumlahan, melainkan seakan-akan loncatan dari yang khusus kepada yang umum, itulah Induksi yang tidak sempurna. Induksi tidak sempura ada dua macam lagi demi sifat yang di milikinya dalam kekuatan putusan yang ternyata: Dalam ilmu alam (ciências) utusan yang tercapai melalui Induksi tidak sempurna berlaku umum, mutlak, jadi tak ada kecualinya. Hukum air mengenai pembekuannya tak mengizinkan pengecualiannya. Tidak ragu-ragu ilmu berani meramalkan tentang pembekuan itu. Ketika ilmu mempunyai objek yang terjadi bisa kena pengaruh dari manusia yang sedikit banyaknya dapat ikut menentukan kejadian-kejadian yang menjadi pandangan Ilmu, maka pula hal lainnya. Ilmu tersebut di namakan Ilmu sosial serta objek penyelidikannya terpengaruhi por kehendak manusia. Deduksi adalah proses pemikiran di dalamnya akal kita dari pengetahuan yang umum untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih khusus atau proses berpikir dari hal yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus seperti: Semua makhluq yang bernyawa pasti mati Manusia adalah makhluq yang bernyawa Tumbuhan adalah makhluq yang bernyawa Hewan adalah makhluq yang bernyawa Jadi, Manusia, Tumbuhan, Hewan pasti akan mati Penalaran Deduksi mempunyai dua sistem adalah sebagai berikut: 1. Sistem Tertutup Dalam pembahasan ini ada beberapa contoh jalan pikiran deduksi a. Ganbar ini adalah sebuah Jajaran Genjang, jadi sisi-sisinya yang berhadapan itu sama. Ini merupakan contoh pemikiran deduksi kalau kita berpangkal dari defenisi Jajaran Genjang (Empat segi sisi yang berhadapan sejajar) serata, merima semua dalil dan batasan tentang garis loros garanhis, maka denga satu rangkaian langkah-langkah dapat di buktikan bahwa sisi yang berhadapan itu sama . Dalam contoh ini semua premis (titik pangkal atau data yang di ketahui) di rumuskan dalam istilah Jajaran Genjang, dan kesimpulan yang di tarik adalah pasti dan tak perlu di ragukan lagi. B. Jumlah ketiga sudut sebuah segi tiga adalah 180 derajat, jadi jumlah sudut-sudutnya sama dengan 180 derajat. Kesimpulan ini pun pasti tidak di ragukan lagi. Tak akan ada pengaruh dari luar yang dapat menggoyakan kepastian kesimpulan terfsebut. 2. Sistem Terbuka Suatu kesimpulan itu pasti apabila kita tau dengan positif dan tanpa ragu-ragu, bahwa kesimpulan yang di tarik adalah benar dan bahwa kesimpulan atau ucapan yang mengatakan sebaliknya itu salah. Jangan berenang di air yang sekotor ini. Nanti terkena penyakit kulit. Ini jelas merupakan suatu jalan Induksi. Dari pengalaman sendiri atau orang lain di tariklah suatu kesimpulan yang umum. Berenang di dalam air yang kotor menyebabkan penyakit kulit. Apakah pasti setiap orang akan kena penyakit Mungkin, Tetapi, Belum tentu C. Pedoman Kerja Hasil yang de harapakan dari logika adalah agar kita cakap berpikir sendiri e bersikap logis serta kritis. Sikap kritis tidaklah berarti suka membantah dan mengkritik serba suka menentang dan menantang melainkan berpikir dulu, mengidentipikasi duduknya perkara, menyelidiki dulu dan tidak begitu saja menerima suatu pendapat atau penjelasan-penjelasan yang seakan-akan sudah pasti benar. D. Sepuluh Pedoman Penalaran Pikirkan sendiri Pikir dulu sebelum bartindak Pikirkan secara objektip Pikirkan dua kali Pikrlah untik jangkah panjang Bersikap terbuka Bersikap kritis Bersikap optimis Bersikap jujur ​​Bekerja dan berpikirlah secara teratur dan berencana DAFTAR PUSTAKA 1. H. Mundiri. 2005. Logika. Jakarta: Raja Grafindo Persada 2. Poedja Wijatna. 1994. Logika Pilsafat Berpikir. Jakarta: Rineka Cipta 3. Poespo Praja. 1995. Logika Ilmu Menalar. Jacarta: Raja Grafika

No comments:

Post a Comment